Arkanuddin
عقيدة ايمان توحيد
شريعة اسلام فقه
أخلاق احسان تصوف
Menurut ulama mutaqaddimin, syariat mengandung ajaran aqidah, fiqih, tasawuf. Imam Abu Hanifah menamai kitab tauhidnya dengan nama Fiqih al akbar, ada diantara ulama yang menamai tasawuf dengan fiqih al bathin.
Metodologi pengajaran pada masa Nabi saw adalah mutaba\’ah, dan metodologi ini diterapkam pada manhaj thariqah shufiyah. Sehingga keilmuan bersifat simpel praktis dan komprehensif.
Pada masa Sahabat terdapat 4 khalifah Rasulillah pada masa itu terdapat Ulama shahabat yang mengajarkan tafsir al Quran dan sunah sunah Nabi saw yang didengar dan disaksikan oleh para sahabat.
Pada masa tabi\’in diformulasikan ilmu tauhid, fiqih, dan tasawuf, dan pada masa Ulama muta`akhirin syariat menjadi istilah bagi ilmu fiqih. Karakteristik fiqih atau syariat yang dibawa Nabi Muhammad Saw, adalah:
1. Universal (عموم شموم)
Maknanya syariat ini berlaku bagi semua manusia setiap zaman, berbeda dengan syariat pada para Nabi sebelumnya, hanya berlaku bagi kaumnya saja.
2. Pleksibel
Sehingga dalam pelaksanaannya terdapat \’azimah dan rukhshah, dan bersesuain dengan fithrah manusia dan ma\’qul, sehingga para sahabat bertanya kepada Nabi saw atas dasar kebutuhan dan hirshu terhadap ilmu. Dalam hal ini fiqih dapat dikritisi,
3. Sesuai dengan perkembangan zaman (تطور)
Syariat islam merespon terhadap kemajuan Sains dan teknologi. Sehingga dalam syariat Islam tidak ada dikotomi antara ajaran islam dengan sains, filsafat dan tidak jumud. Diantara faktor kemunduran islam atau yang memusuhi karakteristik islam adalah
1). جمود (berfikir statis, anti ijtihad)
Kebalikannya adalah al infitah atau ijtihad dalam makna berpikir kritis, kreatif, produktif, kekinian, maju kedepan.
2). تعصب (panatik)
Merasa cukup dengan yang ada dalam suatu madzhab fiqih, atau disebut ekslusif. Dalam mengatasinya perlu inklusif supaya luas ilmu dan wawasan. Istighna tercela dalam ajaran islam, dan termasuk kategori takabbur.
Kedua faktor inilah yang menjadikan umat islam mengalami ta`akhkhur (kemunduran).
Saat ini terdapat kajian
الثابت والمتغير في الفقه الإسلامي
Syariat yang bersifat mahdhah bersifat tetap, dan ghair mahdhah maka boleh ada perkembangan atau perubahan.
Pembagian fiqih 4 :
1). \’Ubudiyah (mahdhah/محضة)
2). Mu\’amalah : ada aturan yang bersifat prinsip dan ada yang berkembang atau mutaghayyir
3). Munakahah: demikian terdapat yang bersifat prinsip dan wilayah ijtihadi.
4). Jinayah, siasah, daulah: demikian terdapat yang bersifat prinsip dan wilayah ijtihadi.
Dalam pelaksanaan syariat berupa awamir bersifat ما استطعتم, berbeda dengan nawahi.
(Kuliah umum, oleh Syaikh Akbar Muhammad Fathurrahman, M.Ag, r.a, 22 Juni 2022).