
Bandung 17-18 mei 2025 – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Tasawuf wa Thoriqotuhu Ma’had Aly Idrisiyyah turut serta dalam agenda
Studi Banding dan Diskusi Panel Lintas Perguruan Tinggi yang digelar di Fakultas Ushuluddin, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, pada Sabtu–Ahad, 17–18 Mei
2025.
Kegiatan ini merupakan bagian dari perayaan Milad ke-27Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Mengangkat tema “Membuka Dialog, Menyatukan Arah : Dinamika Himpunan Dalam Ruang Kolaborasi & Refleksi”. Acara ini menjadi ruang temu gagasan bagi mahasiswa dari berbagai institusi dalam membahas arah gerak organisasi dan penguatan nilai-nilai spiritual dalam dunia akademik.
Turut hadir dalam kegiatan ini perwakilan dari berbagai kampus, di antaranya UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan, UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, IAIN Kudus, IAILM Suryalaya, serta Ma’had Aly Idrisiyyah Tasikmalaya. Total peserta yang hadir mencapai lebih dari 100 orang.
Dalam sambutannya, Ketua Jurusan TP UIN Bandung, Dr. H. Cucu Setiawan, S.Psi.I., M.Ag. menyampaikan pentingnya menjadikan Tasawuf sebagai landasan nilai dalammembentuk karakter mahasiswa. Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Dekan III Fakultas Ushuluddin, Dr. R. Yuli Ahmad Hambali, M.Hum., yang mendorong adanya kolaborasi lintas perguruan tinggi dalam bidang Tasawuf dan Psikoterapi.
Kegiatan berlangsung dalam beberapa sesi, termasuk diskusi panel dengan tema “ Tasawuf Sebagai Relevansi Spiritual Dalam Kalangan Masyarakat Modern”. Yang menghadirkan panelis dari Ma’had Aly Idrisiyyah – Rizal Fauzi S.Sy.,M.Ag. dan pendampingnya kepala takhasus tasawuf wa thariqotuhu Ma’had Aly Idrisiyyah – Salman Alfarisi,Lc.,Ma. Suasana diskusi berlangsung hangat dan interaktif, mencerminkan semangat kolaborasi antarinstitusi.
Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Tasawuf danPsikoterapi UIN Bandung, Gibran Zaid Asyhab, menekankan pentingnya sinergi antar mahasiswa untuk meningkatkan kualitas organisasi. “Kita disini akan saling bertukar wawasan, informasi atau cara bagaimana setiap instansi atau universitas itu dalam mengembangkan organisasinya, yang dimana didalamnya kita saling bertukar cerita ataupun masalah yang terjadi serta bagaimana solusi dan penanganannya,” ucapnya. Hal senanda disampikan oleh seluruh ketum-ketum HMJ seluruh instansi.
Pada sesi pembubaran dan pelepasan saat wawancara internal, ketua HMPS Tasawuf Wa Thoriqotuhu Ma’had Aly Idrisiyyah – Faqih Ahlana menyampaikan bahwa “Kegiatan studi banding dan diskusi panel lintas perguruan tinggi, barangkali bukanlah sesuatu yang secara eksplisit tertera dalam agenda besar Dikti ( Direktorat Pendidikan Tinggi Idrisiyyah ). Namun semangat kolaborasi ilmiah, integrasi keilmuan lintas institusi, dan penguatan jejaring akademik yang kami usung justru selaras dengan semangat transformasi pendidikan tinggi yang kerap digaungkan oleh Dikti. Maka bolehlah kami berprasangka baik, bahwa meski tak secara langsung, kegiatan ini sesungguhnya mendapat restu moral dari arah kebijakan yang lebih tinggi.”
Kegiatan ditutup dengan sesi refleksi dan penyusunan rencana tindak lanjut, termasuk usulan pembentukan forum komunikasi lintas Himpunan Mahasiswa Tasawuf terlepas Psikotrapi, Wa Thoriqotuhu ataupun lainnya se-Indonesia.
Dengan semangat kebersamaan, kegiatan ini menjadi langkah awal membangun jejaring keilmuan dan organisasi yang lebih luas demi memperkuat peran mahasiswa Tasawuf dalam menjawab tantangan zaman.



